Metode ilmiah boleh dikatakan suatu pengejaran terhadap
kebenaran yang diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis. Metode ilmiah pun
dapat diartikan sebagai prosedur yang mencakup berbagai tindakan pikiran, pola
kerja, tata langkah, dan cara tekhnis untuk memperoleh pengetahuan baru atau
menegembangkan pengetahuan yang ada. Karena ideal dari ilmu adalah untuk
memperoleh interelasi yang sistematis dari fakta-fakta, maka metode ilmiah
berkehendak untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta dengan menggunakan
pendekatan kesangsian sistematis. Karena itu, penelitian dan metode ilmiah
mempunyai hubungan yang dekat sekali, jika tidak dikatakan sama. Dengan adanya
metode ilmiah, pertanyaan-pertanyaan dalam mencari dalil umum akan mudah
terjawab, seperti menjawab seberapa jauh, mengapa begitu, apakah benar, dan
sebagainya.
Menurut Almadk (1939),” metode ilmiah adalah cara menerapkan
prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran.
Sedangkan Ostle (1975) berpendapat bahwa metode ilmiah adalah pengejaran
terhadap sesuatu untuk memperoleh sesuatuinterelasi.”
Adapun menurut Barnamid (1994:85), “ metode dalah suatu
sarana untuk menemukan, menguji dan menyusun data yang diperlukan bagi
pengembangan disiplin ilmu, maka usaha pengembangan metode itu sendiri
merupakan syarat mutlak.”
Para ilmuwan dan filsuf memberikan pula berbagai perumusan
mengenai pengertian metode ilmiah. George Kneller menegaskan bahwa metode
ilmiah merupakan struktur rasional dari penyelidikan ilmiah yang disitu
pangkal-pangkal duga disusun dan diuji. Harold Titus menyatakan pula bahwa
metode ilmiah merupakan proses atau langkah untuk memperoleh pengetahuan.
Karakteristik Metode Ilmiah
Menurut sumber ada beberapa karakteristik metode ilmiah:
- Bersifat kritis, analistis, artinya metode menunjukkan adanya proses yang tepat untuk mengidentifikasi masalah danmenentukan metode untuk pemecahan masalah.
- Bersifat logis, artinya dapat memberikan argumentasi ilmiah. Kesimpulan yang dibuat secara rasional berdasarkan bukti-bukti yang tersedia
- Bersifat obyektif, artinya dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi yang sama dengan kondisi yang sama pula.
- Bersifat konseptual, artinya proses penelitian dijalankan dengan pengembangan konsep dan teori agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.
- Bersifat empiris, artinya metode yang dipakai didasarkan pada fakta di lapangan.
Langkah – Langkah Metode Ilmiah
- Menyusun Rumusan Masalah
- Menyusun Kerangka Teori
- Merumuskan Teori
- Melakukan Eksperimen
- Mengolah dan Menganalisis Data
- Menarik Kesimpulan
- Mempublikasikan Hasil
- Menyusun Rumusan Masalah
Hal-hal yang harus diperhatikan:
- Masalah menyatakan adanya keterkaitan antara beberapa variabel atau lebih.
- Masalah tersebut merupakan masalah yang dapat diuji dan dapat dipecahkan.
- Masalah disusun dalam bentuk pertanyaan yang singkat, padat dan jelas.
- Menyusun Kerangka Teori
- Mengumpulkan keterangan-keterangan dan informasi, baik secara teori maupun data-data fakta di lapangan.
Dari keterangan-keterangan dan informasi tersebut diperoleh
penjelasan sementara terhadap permasalahan yang terjadi.
Penarikan Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap
suatu permasalahan. Penyusunan hipotesis dapat berdasarkan hasil penelitian
sebelumnya yang pernah dilakukan oleh orang lain. Dalam penelitian, setiap
orang berhak menyusun Hipotesis.
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara menganalisis data.
Data dapat diperoleh dengan berbagai cara, salah satunya melalui percobaan atau
eksperimen. Percobaan yang dilakukan akan menghasilkan data berupa angka untuk
memudahkan dalam penarikan kesimpulan. Pengujian hipotesis juga berarti
mengumpulkan bukti-bukti yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk
memperlihatkan apakah terdapat bukti-bukti yang mendukung hipotesis.
Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah
berikut:
1.
Karakterisasi (pengamatan dan pengukuran)
2.
Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan
dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran)
3.
Prediksi (deduksi logis dari hipotesis)
4.
Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas)
Langkah-Langkah Metode Ilmiah
Karena metode ilmiah dilakukan secara sistematis dan
berencana, maka terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan secara urut dalam
pelaksanaannya. Setiap langkah atau tahapan dilaksanakan secara terkontrol dan
terjaga.
Adapun langkah-langkah metode ilmiah adalah sebagai berikut:
1.
Merumuskan masalah.
2.
Merumuskan hipotesis.
3.
Mengumpulkan data.
4.
Menguji hipotesis.
5.
Merumuskan kesimpulan.
Merumuskan Masalah
Berpikir ilmiah melalui metode ilmiah didahului dengan
kesadaran akan adanya masalah. Permasalahan ini kemudian harus dirumuskan dalam
bentuk kalimat tanya. Dengan penggunaan kalimat tanya diharapkan akan
memudahkan orang yang melakukan metode ilmiah untuk mengumpulkan data yang
dibutuhkannya, menganalisis data tersebut, kemudian menyimpulkannya.Permusan
masalah adalah sebuah keharusan. Bagaimana mungkin memecahkan sebuah
permasalahan dengan mencari jawabannya bila masalahnya sendiri belum
dirumuskan?
Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang
masih memerlukan pembuktian berdasarkan data yang telah dianalisis. Dalam
metode ilmiah dan proses berpikir ilmiah, perumusan hipotesis sangat penting.
Rumusan hipotesis yang jelas dapat memabntu mengarahkan pada proses selanjutnya
dalam metode ilmiah. Seringkali pada saat melakukan penelitian, seorang
peneliti merasa semua data sangat penting. Oleh karena itu melalui rumusan
hipotesis yang baik akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data yang
benar-benar dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan berpikir ilmiah dilakukan hanya
untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
Mengumpulkan Data
Pengumpulan data merupakan tahapan yang agak berbeda dari
tahapan-tahapan sebelumnya dalam metode ilmiah. Pengumpulan data dilakukan di
lapangan. Seorang peneliti yang sedang menerapkan metode ilmiah perlu
mengumpulkan data berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskannya. Pengumpulan
data memiliki peran penting dalam metode ilmiah, sebab berkaitan dengan
pengujian hipotesis. Diterima atau ditolaknya sebuah hipotesis akan bergantung
pada data yang dikumpulkan.
Menguji Hipotesis
Sudah disebutkan sebelumnya bahwa hipotesis adalah jawaban
sementaradari suatu permasalahan yang telah diajukan. Berpikir ilmiah pada
hakekatnya merupakan sebuah proses pengujian hipotesis. Dalam kegiatan atau
langkah menguji hipotesis, peneliti tidak membenarkan atau menyalahkan
hipotesis, namun menerima atau menolak hipotesis tersebut. Karena itu, sebelum
pengujian hipotesis dilakukan, peneliti harus terlebih dahulu menetapkan taraf
signifikansinya. Semakin tinggi taraf signifikansi yang tetapkan maka akan
semakin tinggi pula derjat kepercayaan terhadap hasil suatu penelitian.Hal ini
dimaklumi karena taraf signifikansi berhubungan dengan ambang batas kesalahan
suatu pengujian hipotesis itu sendiri.
Merumuskan Kesimpulan
Langkah paling akhir dalam berpikir ilmiah pada sebuah
metode ilmiah adalah kegiatan perumusan kesimpulan. Rumusan simpulan harus
bersesuaian dengan masalah yang telah diajukan sebelumnya. Kesimpulan atau
simpulan ditulis dalam bentuk kalimat deklaratif secara singkat tetapi jelas.
Harus dihindarkan untuk menulis data-data yang tidak relevan dengan masalah
yang diajukan, walaupun dianggap cukup penting. Ini perlu ditekankan karena
banyak peneliti terkecoh dengan temuan yang dianggapnya penting, walaupun pada
hakikatnya tidak relevan dengan rumusan masalah yang diajukannya.
KRITERIA METODE IMIAH
Supaya suatu metode yang digunakan dalam penelitian disebut
metode ilmiah, maka metode tersebut harus mempunyai kriteria sebagai berikut:
1. Berdasarkan fakta.
2. Bebas dari prasangka (bias)
3. Menggunakan prinsip-prinsip analisa.
4. Menggunakan hipotesa
5. Menggunakah ukuran objektif.
6. Menggunakan teknik kuantifikasi.
6.1. Berdasarkan Fakta
Keterangan-keterangan yang ingin diperoleh dalam penelitian,
baik yang akan dikumpulkan dan yang dianalisa haruslah berdasarkan fakta-fakta
yang nyata. Janganlah penemuan atau pembuktian didasar-kan pada daya khayal,
kira-kira, legenda-legenda atau kegiatan sejenis.
6.2. Bebas dari Prasangka
Metode ilmiah harus mempunyai sifat bebas prasangka, bersih
dan jauh dari pertimbangan subjektif. Menggunakan suatu fakta haruslah dengan
alasan dan bukti yang lengkap dan dengan pembuktian yang objektif.
6.3. Menggunakan Prinsip Analisa
Dalam memahami serta member! arti terhadap fenomena yang
kompleks, harus digunakan prinsip analisa. Semua masalah harus dicari
sebab-musabab serta pemecahannya dengan menggunakan analisa yang logis, Fakta
yang mendukung tidaklah dibiarkan sebagaimana adanya atau hanya dibuat
deskripsinya saja. Tetapi semua kejadian harus dicari sebab-akibat dengan
menggunakan analisa yang tajam.
6.4. Menggunakan Hipotesa
Dalam metode ilmiah, peneliti harus dituntun dalam proses
berpikir dengan menggunakan analisa. Hipotesa harus ada untuk mengonggokkan
persoalan serta memadu jalan pikiran ke arah tujuan yang ingin dicapai sehingga
hasil yang ingin diperoleh akan mengenai sasaran dengan tepat. Hipotesa
merupakan pegangan yang khas dalam menuntun jalan pikiran peneliti.
6.5. Menggunakan Ukuran Obyektif
Kerja penelitian dan analisa harus dinyatakan dengan ukuran
yang objektif. Ukuran tidak boleh dengan merasa-rasa atau menuruti hati nurani.
Pertimbangan-pertimbangan harus dibuat secara objektif dan dengan menggunakan
pikiran yang waras.
6.6. Menggunakan Teknik Kuantifikasi
Dalam memperlakukan data ukuran kuantitatif yang lazim harus
digunakan, kecuali untuk artibut-artibut yang tidak dapat dikuantifikasikan
Ukuran-ukuran seperti ton, mm, per detik, ohm, kilogram, dan sebagainya harus
selalu digunakan Jauhi ukuran-ukuran seperti: sejauh mata memandang, sehitam
aspal, sejauh sebatang rokok, dan sebagai¬nya Kuantifikasi yang termudah adalah
dengan menggunakan ukuran nominal, ranking dan rating.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
==================| Mohon Memberikan Komentar yang Baik :) |==================