Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari
pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan
pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi –
proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau
dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak
diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan
disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan
konklusi (consequence).
Menalar / berpikir
Yaitu kegiatan berpikir atau akal budi manusia. Dengan
berpikir dimaksudkan kegiatan akal untuk “mengolah” pengetahuan yang telah kita
terima melalui panca indra, dan ditujukan untuk mencapai suatu kebenaran. Jadi,
dengan istilah “berpikir” ditunjukkan suatu bentuk kegiatan akal yang khas dan
terarah. “Melamun” tidaklah sama dengan berpikir, demikian pula merasakan,
pekerjaan panca indera (melihat, mendengar dan sebagainya) dan kegiatan ingatan
dan khayalan, meskipun ini semua penting sekali untuk dapat berpikir (dan
menghasilkan buah pikiran yang berarti). Tetapi berpikir juga berarti kegiatan
kenyataan yang menggerakkan pikiran. kenyataan yang memegang inisiatif.
Dengan kata-kata yang lebih sederhana dapat dikatakan bahwa
berpikir adalah “berbicara dengan dirinya sendiri di dalam batin” (Plato,
Aristoteles); mempertimbangkan, merenungkan, menganalisa, membuktikan sesuatu,
menunjukkan alasan-alasan, menarik kesimpulan, meneliti suatu jalan pikiran dan
sebagainya.
Agar suatu penalaran atau pemikiran menelorkan kesimpulan
yang benar, ada tiga syarat pokok yang harus dipenuhi, yaitu :
a. Pemikiran harus
berpangkal dari kenyataan atau titik pangkalnya harus benar
Suatu pemikiran yang meskipun jalan pikirannya ‘logis’ tidak
berpangkalan dari kenyataan atau dari dalil yang benar, tentu tidak akan
menghasilkan kesimpulan yang benar.
b. Alasan-alasan
yang diajukan harus tepat dan kuat
Kerap kali orang mengajukan pertanyaan atau pendapat tetapi
sama sekali tidak dibuktikan atau didukung dengan alasan-alasan yang kuat.
Sering juga orang ‘merasa’ sudah pasti dan yakin dalam menarik kesimpulan,
padahal sebenarnya tidak cukup alasan, atau alasan yang dikemukan itu tidak ‘kena’,
tidak kuat, tidak membuktikan apa-apa.
c. Jalan pikiran
harus logis atau lurus (‘sah’)
Jika titik pangkal memang benar dan tepat, tetapi jalan
pikiran (urutan langkah-langkahnya) tidak tepat, maka kesimpulan juga taidak
tepat dan benar. Jalan pikiran itu mengenai pertalian atau hubungan antara
titik pangkal/alasan dan kesimpulan yang ditarik daripadanya. Jika hubungan
tersebut tepat dan logis, maka kesimpulan disebut ‘sah’ (valid).
Tujuan Penalaran
Adapun tujuan dari penalaran ialah dengan maksud menemukan
sebuah kebenaran atau fakta, penalaran sendiri bertolak dengan ilmu pengetahuan
yang telah kita miliki dimana kita memang tau sesuatu yang benar dan yang
salah.
Macam-macam penalaran
PENALARAN INDUKTIF
Secara garis besar bias dikatakan induksi adalah proses
penalaran untuk sampai
pada suatu keputusan, prinsip, atau sikap yang bersifat umum
dan khusus, beradasarkan
pengamatan atas hal-hal yang khusus.
Proses induksi dibedakan menjadi 3 bagian yaitu :
a) GENERALISASI
ialah proses penalaran berdasarkan pengamatan atas jumlah
gejala dengan sifat-sifat tertentu untuk menarik kesimpulan mengenai semua atau
sebagian dari gejala serupa. Generalisasi dibuktikan dengan data, contoh,
statistic dll
Contoh :
Orang yang menjadi kader partai korupsi
Orang yang menjabat sebagai ketua umum partai korupsi
Generalisasi : Orang yang berkerja di partai korupsi
Penalaran deduktif
Penalaran deduktif didasarkan pada teori yang berlaku umum
tentang hal / gejala. Ditarik kesimpulan hal yang khusus. Merupakan bagian dari
hal/gejala tadi. Secara garis besar maka penalaran deduktif adalah bergerak
dari hal atau gejala yang khusus menjadi gejala yang khusus.
PENULISAN ILMIAH
· Pengertian
Penulisan Ilmiah
Penulisan ilmiah adalah suatu tulisan yang membahas suatu
masalah. Penulisan ilmiah juga merupakan uraian atau laporan tentang kegiatan,
temuan atau informasi yang berasal dari data primer dan / atau sekunder, serta
disajikan untuk tujuan dan sasaran tertentu. Informasi yang berasal dari data
primer yaitu didapatkan dan dikumpulkan langsung dan belum diolah dari
sumbernya seperti tes, kuisioner, wawancara, pengamatan / observasi. Informasi
tersebut dapat juga berasal dari data sekunder yaitu telah dikumpulkan dan
diolah oleh orang lain, seperti melalui dokumen (laporan), hasil penalitian,
jurnal, majalah maupun buku.
Penyusunan penulisan dimaksudkan untuk menyebarkan hasil
tulisan dengan tujuan tertentu yang khusus, sehingga dapat dimanfaatkan oleh
orang lain yang tidak terlibat dalam kegiatan penulisan tersebut. Sasaran
penulisan yang dimaksud adalah untuk masyarakat tertentu seperti ilmuwan,
masyarakat luas baik perorangan maupun kelompok dan pemerintah atau lembaga
tertentu.
Suatu penulisan dikatakan ilmiah, karena penulisan tersebut
adalah sistematik, generalisasi, eksplanasi, maupun terkontrol.
1. Penulisan ilmiah adalah sistematik, karena harus
mengikuti prosedur dan langkah tertentu seperti : mengidentifikasi masalah,
menghubungkan masalah dengan teori tertentu, merumuskan kerangka teoritis /
konsepsional, merumuskan hipotesis, menyusun rancangan studi, menentukan
pengukurannya, mengumpulkan data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta
membuat kesimpulan.
2. Penulisan ilmiah adalah generalisasi, karena dapat
dirumuskan atau diambil suatu kesimpulan umum.
3. Penulisan ilmiah adalah eksplanasi, karena menjelaskan
suatu keadaan atau fenomena tertentu.
4. Penulisan ilmiah terkontrol, karena pada setiap
langkahnya terencana dengan baik, mempunyai standar tertentu, dan kesimpulan
disusun berdasarkan hasil analisis data. Penulisan ilmiah berupaya
mengungkapkan secara jelas dan tepat mengenai masalah yang dikaji, kerangka
pemikiran untuk mendekati pemecahan masalah, serta pembahasan hasil maupun
implikasinya. Karena itu, penulisan ilmiah harus disusun secara logis dan
terperinci berupa uraian toeritis maupun uraian empirik.
· Tujuan
Penulisan Ilmiah
Tujuan Penulisan Ilmiah adalah memberikan pemahaman agar
dapat berpikir secara logis dan ilmiah dalam menguraikan dan membahas suatu
permasalahan serta dapat menuangkannya secara sistematis dan terstruktur.
· Aspek –
Aspek Yang Terdapat Dalam Penulisan Ilmiah
Isi dari Penulisan ilmiah diharapkan memenuhi aspek-aspek di
bawah ini :
1.Relevan dengan situasi dan kondisi yang ada.
2.Mempunyai pokok permasalahan yang jelas.
3.Masalah dibatasi, sesempit mungkin.
· Jenis-jenis
Penulisan Ilmiah
Jenis-jenis penulisan ilmiah yang utama ialah esei ilmiah,
kertas kerja, laporan kajian, tesis dan disertasi.
1. Esei ilmiah
merujuk karangan ilmiah yang pendek tentang topik atau permasalahan berdasarkan
data yang diperolehi melalui rujukan perpustakaan dan / atau kerja lapangan.
Penghuraiannya bersifat rasional-empiris dan objektif.
2. Kertas kerja
ialah penulisan ilmiah yang memaparkan sesuatu fakta atau permasalahan
berdasarkan data kerja lapangan dan / atau rujukan perpustakaan. Analisis dalam
kertas kerja adalah lebih serius serta bersifat rasional-empiris dan objektif.
Kertas kerja biasanya ditulis untuk diterbitkan dalam jurnal akademik atau
dibentangkan dalam pertemuan ilmiah seperti seminar, workshop dan sebagainya.
3. Laporan kajian
atau penyelidikan ialah penulisan ilmiah yang menyampaikan maklumat atau fakta
tentang sesuatu kepada pihak lain. Penghuraiannya juga bersandarkan kepada
metodologi saintifik dan berdasarkan data kerja lapangan dan / atau rujukan
perpustakaan.
4. Tesis ialah
penulisan ilmiah yang sifatnya lebih mendalam. Tesis mengungkapkan pengetahuan
baru yang diperoleh daripada pengamatan atau penyelidikan sendiri. Penulisan
ilmiah ini melibatkan pengujian hipotesis bagi membuktikan kebenaran.
5. Disertasi ialah
penulisan ilmiah tahap tertinggi dalam hierarki pancapaian akademik, yaitu
untuk mendapatkan gelaran Doktor Falsafah (Ph.D). Disertasi melibatkan fakta
berupa penemuan penulis sendiri berdasarkan metodologi saintifik dan analisis
yang terperinci.
· Prinsip Dalam Membuat Penulisan Ilmiah
Suatu penulisan ilmiah harus memenuhi dan menggunakan
pendekatan atau metoda ilmiah. Pada umumnya, dalam merencanakan suatu penulisan
ilmiah mencakup beberapa tahapan seperti :
1.pemilihan masalah penelitian
2.pengumpulan informasi
3.pengorganisasian naskah
4.penulisan naskah
Tahapan ini sebaiknya dilakukan secara berurutan, walaupun
dapat juga dilakukan bersamaan.
1.Pemilihan topik masalah penelitian
Pemilihan dan penentuan masalah penelitian merupakan tahap
awal dari suatu penulisan ilmiah. Pemilihan topik masalah sangat menentukan
arah kegiatan penulisan ilmiah pada tahap berikutnya.
•Sumber
Masalah penelitian yang akan digunakan dapat bersumber dari
:
-penulis sendiri
-orang lain, seperti : para ahli, dosen
-buku referensi dan bahan bacaan yang telah dibaca oleh
penulis
Masalah penelitian dapat muncul dari adanya kesenjangan
(gaps) antara yang seharusnya (menurut teori, konsep) dengan kenyataan yang
terjadi dilapangan (praktek) berupa fakta, seperti :hilangnya informasi
sehingga menimbulkan kesenjangan pada pengetahuan, terdapat hasil yang
berlawanan dari penerapan teori dengan fakta dilapangan (praktek), terdapat
fakta yang memerlukan penjelasan lebih lanjut.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
==================| Mohon Memberikan Komentar yang Baik :) |==================