Memodifikasi sebuah alat musik
sebenarnya sudah ada sejak dulu, dimanapun musisi itu berasal,
maksudnya bagi sebagian musisi hal seperti ini sudah seperti hobby
mereka. Jadi alasannya tidak selalu pada masalah dana yang belum
mencukupi untuk membeli bass baru sesuai dengan yang diidamkan.
Modifikasi sendiri bisa bermacam-macam, mulai dari yang paling
umum (hal ini paling banyak dilakukan) yaitu mengganti pick up,
mengganti neck atau body (dengan bahan kayu yang berbeda termasuk model
dan skala yang ikut berbeda pula), mengganti circuit, mengganti bridge
dan string tunner, dan terakhir mengganti ukuran fret atau perubahan
fretted/fretless.
A. Mengganti Pick Up
Ini yang paling sering dilakukan bass player, tujuannya ingin
merubah karakter sound dari yang sebelumnya atau juga merubah pick up
passive menjadi active. Karena adanya anggapan beda merk akan berbeda
karakter sound-nya, dan beda jenis (seperti humbucker dan precision)
akan beda karakter sound. Sebenarnya kedua-duanya benar hanya saja
urut-urutan kalau mau di ukur kadar perbedaannya dari yang paling
menonjol adalah jenis pick up humbucker, precison, atau yang model jazz
bass, perbedaan karakter pick up ini disebabkan oleh banyak hal
diantaranya adalah jenis magnet yang dipergunakan pick up tersebut. Dan
untuk merk pasti ada sedikit perbedaan (biar tidak sama dengan merk
lain) tapi pada dasarnya karakter tetap sesuai dengan skema atau
komponen-komponen pada jenis-jenis pick up diatas.
B. Mengganti Neck dan Body
Ada juga yang ingin merubah sound bass dari body-nya, dalam
artian merubah jenis kayunya dan bukan desainnya (model). Karena memang
perbedaan kayu pada body lumayan ada pengaruhnya untuk sound yang
dihasilkan. Umumnya jenis kayu-kayu yang jadi bahan untuk gitar adalah
maple, mahogany, bubinga, koa, zebra wood, ash wood. Kayu-kayu ini
terpilih karena resonansinya bagus untuk suara dan kuat tapi serat
kayunya dinamis (tidak kaku). Jenis maple karakternya lebih bright (hi)
dan biasanya untuk neck, ada juga bubinga yang lebih mid (halus)
soundnya, dan boddy kebanyakan mahogany, ash, atau agatis.
Kalau ingin mengganti jumlah fret misalkan dari 20 ke 24 atau sebaliknya loe perhatikan pada skalanya, karena skala tersebut tersebut akan berpengaruh pada tension (ketegangan) senar dan juga picth dari tone di setiap fret. Skala ini biasanya di ukur dari nut sampai bridge (bagian terdalam) dan sebaiknya teman-teman konsultasi terlebih dahulu ke pembuat neck-nya. Karena masing-masing bass (merk) berbeda skala.
Kalau ingin mengganti jumlah fret misalkan dari 20 ke 24 atau sebaliknya loe perhatikan pada skalanya, karena skala tersebut tersebut akan berpengaruh pada tension (ketegangan) senar dan juga picth dari tone di setiap fret. Skala ini biasanya di ukur dari nut sampai bridge (bagian terdalam) dan sebaiknya teman-teman konsultasi terlebih dahulu ke pembuat neck-nya. Karena masing-masing bass (merk) berbeda skala.
C. Mengganti Circuit
Mengganti circuit (knob-knob yang terdapat di body/ mesin di
dalam bass) biasanya untuk merubah dari passive ke active circuit. Kalau
merubah circuit passive menjadi active sebaiknya pick up tetap passive,
ini untuk menghilangkan noise (daya berlebih) atau gain yang
berlebihan.
Ada merk pick up yang menjual satu paket pick up jenis jazz bass ataupun precision yang sekalian dengan potensionya, tergantung anda maunya seperti apa. Circuit active berarti ada fasilitas EQ-nya, sedangkan passive belum ada EQ. Baik bass active ataupun passive itu sama saja, semua lebih kepada kebutuhan si musisi dan selera.
Ada merk pick up yang menjual satu paket pick up jenis jazz bass ataupun precision yang sekalian dengan potensionya, tergantung anda maunya seperti apa. Circuit active berarti ada fasilitas EQ-nya, sedangkan passive belum ada EQ. Baik bass active ataupun passive itu sama saja, semua lebih kepada kebutuhan si musisi dan selera.
D. Mengganti Bridge Atau Tunner Machine
Untuk yang satu ini agak jarang terjadi, meskipun ada juga
yang mencobanya. Jenis dan tipe bridge bermacam-macam, yang mendasar
adalah perbedaan pada jenis mono rail atau standard. Untuk yang jenis
standard loe2 semua sudah tahu, sedangkan untuk jenis mono rail
(terpisah satu-satu dan tidak berpijak di lempengan yang sama)
dimaksudkan agar getaran senar yang satu tidak merambat ke senar
lainnya, dengan demikian sedikit meredam noise dan sound dari not tidak
dikotori oleh senar lainnya. Untuk penggantian tunner machine tidak
begitu pengaruh ke sound, ini biasanya untuk keawetan dan lebih ke
model. Ada juga tunner machine yang memiliki fasilitas untuk mengunci
senar agar tidak gampang lepas dari tunner machine seperti yang terdapat
pada merk wilkinson. Bahkan ada juga yang terdapat fasilitas
D-tunner/drop D pada tunner untuk senar E, fungsinya untuk menurunkan
nada E turun 1 menjadi D. Tergantung anda membutuhkan yang mana.
D-tunner juga ada pada bridge mono rail (senar E) seperti pada Ibanez SR
300 Prestige (Jepang).
E. Mengganti Ukuran Fret (Fretted ke Fretless)
Ukuran fret bisa dibilang memiliki pengaruh ke sound meskipun
tidak secara langsung. Maksud disini perbedaan ukuran, ialah lebih pada
kenyamanan tangan kiri dalam menciptakan not-not yang bagus (clarity).
Mungkin di beberapa teknik bermain bass ukuran fret juga berpengaruh di
dalam kenyamanan. Sedangkan perubahan fretted ke fretless atau
sebaliknya juga ada pengaruh pada sound, kalau dari fretted ke fretless
(fretless yaitu fretnya dihilangkan/tanpa fret) lebih mudah karena tanpa
harus memikirkan skala tiap fret, tapi tidak semua jenis bass bagus
dijadikan fretless, karena sound bass fretless itu khas dan spesifik.
Dan untuk merubah fretless ke fretted lebih sulit di karenakan loe harus
benar2 tepat pada skala tiap-tiap fret (dari fret 1 sampai seterusnya),
salah didalam skala akan mengahasilkan sound atau not yang fals
(sumbang) pada not yang terdapat di fret yang skalanya salah tersebut.
Selamat memodifikasi bass :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
==================| Mohon Memberikan Komentar yang Baik :) |==================